Di jantung kawasan Glen Park, San Francisco, sebuah eksperimen unik sedang berlangsung. FoundHer House, sebuah ruang hidup bersama yang dirancang khusus untuk perempuan, bertujuan untuk menantang dominasi laki-laki yang lazim di bidang kecerdasan buatan yang sedang berkembang dan ekosistem startup yang lebih luas. Didirikan pada bulan Mei, rumah ini menyatukan delapan wanita ambisius, masing-masing menjalankan startup teknologinya sendiri.
Komunitas yang Mendukung Pendiri Perempuan
Konsepnya sederhana: mengurangi biaya hidup dengan berbagi rumah sambil mengembangkan lingkungan kolaboratif di mana perempuan dapat membangun perusahaan mereka. Penduduknya, yang berusia antara 18 hingga 21 tahun, tenggelam dalam dunia Silicon Valley yang dinamis. Mereka menghabiskan hari-hari mereka membuat kode, menyusun strategi, dan membangun jaringan— sambil saling mendukung.
Seperti yang dijelaskan oleh Miki Safronov-Yamamoto, anggota termuda dan mahasiswa tingkat dua di University of Southern California, kelompok tersebut sering mendiskusikan detail praktis seperti durasi presentasi dan ekspektasi audiens. Ava Poole, 20, yang mengembangkan agen AI untuk menyederhanakan pembayaran digital, dan Chloe Hughes, 21, yang membangun platform AI untuk real estate komersial, hanyalah dua dari warga lainnya yang menangani masalah kompleks dengan solusi inovatif. Safronov-Yamamoto sendiri fokus pada startup AI yang mendeteksi kesalahan penagihan medis, menunjukkan luasnya ambisi mereka.
Mengatasi Ketidakseimbangan Gender dalam AI
Munculnya FoundHer House menyoroti kekhawatiran yang semakin besar: rendahnya keterwakilan perempuan di sektor AI. Meskipun bidang ini telah menarik perhatian para ahli teknologi dan profesional muda yang ingin berkontribusi pada revolusi teknologi ini, data pendanaan dan pengamatan investor mengungkapkan bahwa startup AI dan “rumah peretas”—ruang kolaboratif tempat individu mengerjakan proyek coding—sebagian besar didominasi oleh laki-laki.
Mengapa Ini Penting
Kesuksesan Silicon Valley telah lama didorong oleh beragamnya perspektif dan bakat. Namun, kurangnya keterwakilan perempuan dalam AI berisiko membatasi inovasi dan melanggengkan bias yang ada dalam algoritme dan teknologi. FoundHer House merupakan respons proaktif terhadap ketidakseimbangan ini. Dengan menciptakan ruang khusus bagi perempuan untuk belajar, berkolaborasi, dan membangun usaha mereka, hal ini bertujuan untuk menumbuhkan gelombang baru pemimpin perempuan di bidang AI.
FoundHer House adalah eksperimen langka yang menunjukkan kekuatan komunitas dan dukungan yang ditargetkan dalam mendobrak hambatan bagi perempuan di bidang teknologi.
Keberadaan lembaga ini mencerminkan kebutuhan yang lebih luas akan inisiatif yang mendorong inklusivitas dan kesetaraan dalam industri teknologi—sektor yang sering dikritik karena kurangnya keberagaman. Pada akhirnya, FoundHer House berupaya membuktikan bahwa lanskap AI yang lebih inklusif bukan hanya soal keadilan; ini tentang membangun masa depan yang lebih inovatif dan efektif untuk semua orang





















